Jumat, 12 September 2008

untukmu...


Untuk teman, sahabat, kekasih dan abstrakku...


Disaat ingin merayap di ruhku,

karena satu tujuan telah terpenuhi
dan bebas begitu menggelutiku
ku ingin meraupnya bersamamu
kuingin melimpah ruahkan dengan hadirmu
di pantai itu...senja itu...

inilah rangkaian kata yang kau ucap untukku


Surya perlahan makin menua
Diterpa angin bersama butir-butir garam
Ombak menepi hanyutkan buih ke pantai

Ya..ini Parangtritis...
Di atas pasirmu kusandarkan hati ini...
Berpelukan hati yang selama ini kuingini

Termanis mungkin?
Bahkan terindah mungkin?
Tapi kenapa surya harus terus menua?
Paksa semua harus terdiam dan pergi..


Tak tahukah dirimu bahwa gelappun begitu menyelimutiku
tak hanya dirimu...,ini berat untukku
tapi biarkan indah itu terbingkai dengan apiknya

jujur...inilah yang terjadi padaku


Pelukmupun bangkitkan gairah yang tak terduga
nafasmu membuatku semakin ada
rasamu luluhkan bangunan yang dulu begitu angkuhnya

ketika indah itu menjalar di setiap detik nadi
tersekat jiwa ini, sadar tak mungkin kau kumiliki

perih sungguh
gelayut tntangmu harus terbunuh


Sahabatku, terimakasih telah kau hampirkan senyuman ini...
kekasihku, terimakasih kau biarkan aku memilikimu...
abstrakku, terimakasih atas mimpi indah yang tak pernah nyata
kini...

malam terasa kalut
enggan menyapa pagi
karena pagi hanya sunyi
tak hadirkan semerbak wangi

aku mengulum waktu
melepas gelayut tentangmu
hati masih malas
tapi jiwa inginkan lepas