Untuk teman, sahabat, kekasih dan abstrakku...
Disaat ingin merayap di ruhku,
karena satu tujuan telah terpenuhi
dan bebas begitu menggelutiku
ku ingin meraupnya bersamamu
kuingin melimpah ruahkan dengan hadirmu
di pantai itu...senja itu...
inilah rangkaian kata yang kau ucap untukku
Surya perlahan makin menua
Diterpa angin bersama butir-butir garam
Ombak menepi hanyutkan buih ke pantai
Ya..ini Parangtritis...
Di atas pasirmu kusandarkan hati ini...
Berpelukan hati yang selama ini kuingini
Termanis mungkin?
Bahkan terindah mungkin?
Tapi kenapa surya harus terus menua?
Paksa semua harus terdiam dan pergi..
Diterpa angin bersama butir-butir garam
Ombak menepi hanyutkan buih ke pantai
Ya..ini Parangtritis...
Di atas pasirmu kusandarkan hati ini...
Berpelukan hati yang selama ini kuingini
Termanis mungkin?
Bahkan terindah mungkin?
Tapi kenapa surya harus terus menua?
Paksa semua harus terdiam dan pergi..
Tak tahukah dirimu bahwa gelappun begitu menyelimutiku
tak hanya dirimu...,ini berat untukku
tapi biarkan indah itu terbingkai dengan apiknya
jujur...inilah yang terjadi padaku
Pelukmupun bangkitkan gairah yang tak terduga
nafasmu membuatku semakin ada
rasamu luluhkan bangunan yang dulu begitu angkuhnya
ketika indah itu menjalar di setiap detik nadi
tersekat jiwa ini, sadar tak mungkin kau kumiliki
perih sungguh
gelayut tntangmu harus terbunuh
nafasmu membuatku semakin ada
rasamu luluhkan bangunan yang dulu begitu angkuhnya
ketika indah itu menjalar di setiap detik nadi
tersekat jiwa ini, sadar tak mungkin kau kumiliki
perih sungguh
gelayut tntangmu harus terbunuh
Sahabatku, terimakasih telah kau hampirkan senyuman ini...
kekasihku, terimakasih kau biarkan aku memilikimu...
abstrakku, terimakasih atas mimpi indah yang tak pernah nyata
kini...
kekasihku, terimakasih kau biarkan aku memilikimu...
abstrakku, terimakasih atas mimpi indah yang tak pernah nyata
kini...
malam terasa kalut
enggan menyapa pagi
karena pagi hanya sunyi
tak hadirkan semerbak wangi
aku mengulum waktu
melepas gelayut tentangmu
hati masih malas
tapi jiwa inginkan lepas
enggan menyapa pagi
karena pagi hanya sunyi
tak hadirkan semerbak wangi
aku mengulum waktu
melepas gelayut tentangmu
hati masih malas
tapi jiwa inginkan lepas