Sabtu, 02 Agustus 2008

Nulis, Yuuks?!!




BELAJAR MENULIS DARI PENJUAL LINCAK

Ini adalah Resensi Buku yang berjudul Gairah Menulis, tulisan Lasa Hs terbitan Alinea, 2005



Menulis? memang bukanlah suatu pekerjaan yang bisa dilakukan oleh semua orang. Dalam hal ini terutama adalah menulis buku. Masyarakat kita masih merasa asing dengan iklim penulisan buku. Banyaknya mitos yang justru mengakar pada pola pikir masyarakat kita mengenai menulis buku yakni bahwa menulis itu menakutkan, sangat diperlukan bakat dan jiwa seni serta beberapa ketakutan yang lain membuat udara penulisan semakin menjauh.Padahal sebenarnya kemahiran menulis bisa dimiliki oleh siapapun. Pada dasarnya setiap individu pernah melakukan kegiatan penulisan, minimal menulis melalui sms (short message service). Setidaknya demikan inti buku yang berjudul Gairah Menulis tulisan Lasa Hs, yang diterbitkan oleh penerbit Alinea Yogyakarta.

Dalam buku ini penulis ingin mengajak pembaca untuk terjun ke dunia tulis menulis. Lasa memberikan gambaran mengenai manfaat yang bisa diperoleh dari kebiasaan menulis, antara lain memperoleh keberanian. Kebanyakan orang takut menulis karena khawatir jika tulisannya ditolak, dicemooh dan disalahkan. Dengan menulis, seseorang akan bisa memaksa dan melawan ketakutannya agar bisa menulis. Manfaat yang kedua, menulis bisa menyehatkan kulit wajah. Bagaimana bisa? Ketika seseorang bangun tidur dan kemudian ia melakukan coretan pertama di kertas kosong maka kantung di bawah mata orang tersebut akan segera lenyap dan kulit akan terasa segar kembali. Kebiasaan menulis juga mampu memecahkan masalah, membantu untuk memperoleh dan mengingat informasi, mengatasi trauma dan menjernihkan pikiran.

Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa dengan mudah dan enjoy menulis ? nah inilah sebenarnya yang ingin dipaparkan penulis dalam upaya meningkatkan gairah menulis seperti bagaimana judul bukunya. Mengapa perlu ada gairah menulis ? karena sebagian besar orang ketakutan untuk menulis karena disebabkan oleh faktor malas. Banyak membaca adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk melawan ketakutan ketika kita akan memulai menulis. Menulis dan membaca merupakan dua kegiatan yang saling mempengaruhi. Menulis tanpa membaca ibarat orang buta yang berjalan sedangkan membaca tanpa menulis ibarat orang pincang.

Seorang penulis yang baik tentunya juga mengenal manajemen waktu. Waktu bagi penulis sangat berharga terutama ketika ia mendapatkan inspirasi yang datang secara tiba-tiba maka dengan segera ia harus menulis inspirasi itu, sebab ketika ia tak menuliskannya maka hilanglah kesempatan emas itu. Bahkan Lasa Hs memberi contoh bahwa para penulis seringkali menuliskan ide-idenya yang datang pada kardus snack ketika ia mengikuti seminar. Hal demikian menunjukkan bahwa inspirasi yang datang sebaiknya segera dicatat agar tidak hilang. Dengan manajemen waktu yang efektif, penulis harus mampu memberi minuman bagi yang haus, makanan bagi yang lapar, dan dapat menuntun orang yang buta.

Seperti judul tulisan ini yakni Belajar Menulis dari Penjual Lincak. Aneh memang, akan tetapi jika kita cermati lebih lanjut maka kita akan menemukan apa hubungannya antara menulis dengan menjual lincak. Apabila diperhatikan, penjual lincak sebenarnya cukup memiliki jiwa dan semangat promosi yang tinggi. Lihat saja, dalam memasarkannya, ia kadang harus menempuh jarak puluhan kilo meter dengan menggunakan sepeda onthel. Padahal dalam sehari penuh belum tentu ia bisa menjual dagangannya. Tetapi, mereka tidak pernah kenal bosan untuk terus menawarkannya dari desa ke desa sampai barang tersebut terjual dan begitu seterusnya.

Melalui buku ini penulis ingin merangsang pembaca yang tentunya punya keinginan untuk menulis akan tetapi masih dihantui oleh perasaan takut, yakni dengan mengambil pelajaran soal semangat atau mental dalam menulis. Terutama bagi mereka yang malu menawarkan karyanya, dengan alasan takut di tolak atau tidak PD ke pihak penerbitan buku atau redaksi media massa.

Buku ini juga dilengkapi dengan langkah-angkah menulis buku, bagaimana caranya menawarkan naskah ke penerbit, kiat berhubungan dengan penerbit, hak dan kewajiban penulis serta hak dan kewajiban penerbit.

Sebagai pegangan dasar, buku ini sangat layak untuk dibaca terutama bagi anda yang ingin menumbuhkan semangat menulis dan melawan ketakutan terhadap dunia tulis. Penggunaan bahasa yang ringan, santai dan mudah dipahami akan sangat membantu kita mengetahui jurus-jurus yang diberikan oleh penulis untuk menarik kita ke dalam dunia tulis. Tentunya agar menjadi penulis yang baik dengan jiwa semangat serta keuletan seperti yang dimiliki oleh seorang penjual lincak.