Rabu, 13 Agustus 2008

Perempuan-Perempuan Terluka


Ini Nyata...


Masih dalam minggu ini, aku diminta seorang teman untuk mengantarkan ke sebuah klinik supranatarural. Kebetulan teman saya ingin konsultasi tentang permasalahannya yang menurutnya begitu rumit. Sehingga ia butuh bantuan 'orang sakti' untu menyelesaikannya.

Cukup ada perdebatan antara aku dan temanku itu, karena sebenarnya aku tidak begitu setuju dengan cara berpikirnya yang menggunakan ilmu-ilmu supranatural untuk membantu menyelesaikan masalahnya tersebut. Apa boleh buat, dia memaksa, akhirnya aku turuti juga.



Ketika sampai di sana aku bertemu dengan seorang perempuan seusiaku, dengan postur tubuh kecil dan mata cekung. Yang menjadi puat perhatianku pertama kali adalah matanya, yah.. matanya sangat cekung dengan lingkaran hitam di sekeliling kelopaknya. Sehingga wajah ayunya seperti tersembunyi di balik penderitaan yangan amata dalam ( demikian aku menyimpulkannya pertama kali )



Kemudian, aku berkenalan dengannya. Akhirnya akupun tahu tujuan dia mendatangi orang pinter tersebut. lagi-lagi karena laki-laki. Dia hanya mengucap satu kata ketika itu, TUPAI berakhiran -AN. Sepertinya, dia sangat membenci laki-laki itu, bahkan dia ga rela jika laki-laki itu langsung mati, dia ingin laki-laki yang dibelakang ceritanya kuketahui bahwa laki-laki itu kekasihnya harus sengsara dulu..


hatiku terketuk,


mengapa ini bisa terjadi?


mengapa perempuan yang selalu menjadi korban?

apa karena perempuan di bumi ini terlalu lugu?

atau mungkin cenderung bodoh?

Apa yang harus dilakukan perempuan itu supaya bisa bangkit lagi?



Semua pertanyaan menari-nari di atas fikirku.


Ketakutan karena tak diterima laki-laki lain karena sudah tiadk virgin lagi, merasa hidupnya sudah hancur, dan hanya dendam yang berkecamuk di jiwanya.


Seandainya saja aku memiliki kekuatan aliran listrik, ingin rasanya kusetrum teman baruku itu agar tertular senyumku, sehingga matanya terbuka lagi, kakinya kembali berdiri dan yakin bahwa Allah senantiasa mencintainya.



Dendam tak akan pernah membuah kita puas dan bahagia. Itu hanya menunda kita untuk bisa hidup lebih baik lagi. Lepas laki-laki itu brengsek atau apa temanku itu menyebutnya, toh dulu dia pernah begitu menyayangnya, hingga apapun pernah begitu mudah diberikannya.


Sepahit apapun masa lalu kita, sekusam apapun coretan hidup kita, yakin saja sebenarnya Allah telah menyiapkan banyak penghapus agar kita bisa memulai lagi lembaran putih itu...dan melukisnya menjadi lebih indah


Dan jika kita memiliki Yang Tertinggi, Terhebat, Terkasih dan Tersegalanya, perlukah kita percaya, meyakini dan memohon tolong kepada manusia biasa??

Itu semua dikembalikan pada diri kita sendiri...

Jangan hanya malu, karena sebuah kesalahan. Tapi tersenyumlah karena kita tahu bahwa kita salah dan berusaha untuk menjadi lebih baik!!!